BUMIRATUNUBAN – Aksi perampokan di Lampung merajalela. Masyarakat dibuat resah. Kali ini giliran Yamidi (51), warga Dusun 2, Kampung Sidokerto, Kecamatan Bumiratunuban, Lampung Tengah, menjadi korban, Senin dini hari (17/1). Enam perampok bertopeng dan bersenjata api (senpi) beraksi usai resepsi pernikahan putri korban Dewi Damayanti (22) dan Chang Cheng Ming (30), warga negara Taiwan.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami kerugian senilai Rp30 juta. Uang itu berada dalam
Keluarga korban berkumpul ketika dimintai keterangan oleh anggota Buser Polres Lamteng.
kotak sumbangan para undangan pesta pernikahan Minggu (16/1). Termasuk satu unit handphone (HP) Sony Ericsson. Tidak puas dengan jarahannya, perampok juga menganiaya Yamidi.
Keterangan yang dihimpun Radar Lamteng (grup Radar Lampung), kawanan perampok beraksi ketika para korban sedang tidur. Menurut Dewi, dia dan suaminya tidak berani melihat saat pelaku membuka pintu dan terdengar ada yang ditendang-tendang.
’’Ketika saya lihat, ternyata bapak saya (Yamidi) ditendang-tendang perampok,’’ tuturnya.
Senada dikatakan Siti Aisyah (45), ibu kandung Dewi. Dia menuturkan awalnya mendengar suara motor di depan rumah. Dia sempat terbangun. ’’Begitu saya lihat, mereka menggunakan topeng dan langsung membuka gerbang. Tiba-tiba pintu depan dihantam dengan palu,’’ ceritanya.
Tidak lama kemudian, enam perampok sudah berada di kamarnya. ’’Saya diseret. Mereka tanya di mana harta kami. Karena takut, saya tunjukkan uang di dalam kotak sumbangan yang berada di tengah-tengah kamar saya,’’ ungkapnya.
Sedangkan Yamidi membenarkan sempat empat kali ditendang dua perampok itu. Dia tak bisa melawan lantaran saat menganiaya, pelaku juga menodongkan senpi.
’’Saya hanya bisa pasrah. Uang Rp30 juta di dalam kotak sumbangan dijebol. Mereka sempat membungkus uang itu dengan seprai, lalu kabur. Untuk menakuti warga setempat, mereka membuang tembakan ke udara sebanyak dua kali di depan rumah. Sekali tembakan di jalan dan sekali saat jalan di tikungan,’’ urainya.
Ardi, kepala Dusun 2, sempat ditodong dengan senpi oleh pelaku ketika dirinya mendekati lokasi kejadian. ’’Waktu itu saya kaget mendengar suara tembakan di rumah korban. Karena penasaran, saya mendekati suara tembakan itu. Belum sampai lokasi, saya sudah ditodong dengan pistol, sambil pelaku itu mendorong hingga tangan kanan saya lecet saat terjatuh. Warga yang sudah kumpul tadi tidak berani mendekat dan hanya diam dalam rumah,’’ kata Ardi sambil menunjukkan luka lecet di tangannya.
Kapolsek Iptu Sigit mendampingi Kapolres Lamteng AKBP Budi Wibowo menuturkan, pihaknya mendapat laporan bahwa ada kejadian perampokan di Kampung Sidekerto. Menindaklanjuti laporan tersebut, ia bersama anggota langsung meluncur ke lokasi melakukan penyelidikan.
’’Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), para pelaku melakukan aksi dengan cara mendobrak pintu dengan palu. Lalu, korban diancam dengan senpi. Tidak hanya itu, kawanan perampok sempat membuang tembakan ke udara sebanyak empat kali untuk memperlancar aksi dan menakuti korban serta warga sekitar,’’ ucapnya.
Selain itu, pihaknya telah menyita barang bukti berupa kotak sumbangan dan memeriksa para saksi. ’’Saat ini kami masih mencari informasi dan melakukan penyelidikan,’’ tandasnya.
Sedangkan Paimin, korban peluru nyasar Ahmad Hasanudin alias Jepang (33), perampok yang tewas dalam penyergapan polisi di Desa Belimbingsari, Jabung, Lampung Timur, Jumat (14/1), kondisinya mulai membaik. Meski perban masih melekat di lengan kanannya, korban sudah bisa beraktivitas.
Menurut Paimin, saat kejadian tersebut, dia sedang berada di rumah salah seorang warga Desa Belimbingsari yang menggelar pesta khitanan. Korban yang bertugas membantu di bagian belakang rumah warga yang sedang hajatan tersebut tidak mengetahui kalau di sekitar rumah tersebut juga ada Jepang, pelaku perampokan yang diburu petugas.
Korban juga tidak mengetahui ketika di sekitar tempat itu ada sejumlah petugas Polsek Jabung yang sedang berusaha menangkap Jepang. Dia baru tersadar ketika mendengar suara tembakan dan langsung berniat berlindung. Namun, salah satu peluru yang dilepaskan pelaku keburu mengenai lengan kanannya.
Sementara maraknya pelaku kejahatan menggunakan senpi rakitan direspons Polda Lampung. Dalam waktu dekat, seluruh Kapolres se-Lampung diinstruksikan menangani peredaran senpi tersebut.
Salah satu kendala yang dihadapi untuk menelusuri peredaran senpi itu adalah banyaknya pelaku yang tewas saat tertangkap. Sehingga mata rantai dan asal muasal senpi sulit diungkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar